Eks Jubir Gus Dur: Saatnya Pemuka Agama Ruqyah Istana Negara!

Jakarta, law-justice.co - Koordinator Indonesia Bersih (KIB), Adhie Massardi menilai rencana pemerintah menggelontorkan subsidi bagi pembelian motor dan mobil listrik di tahun 2023 mendatang adalah tindakan jahat.

Pasalnya kata mantan Juru Bicara Gus Dur itu, di satu sisi, pemerintah juga mengurangi subsidi pembiayaan iuran BPJS, pupuk, bahan bakar minyak (BBM), hingga tarif dasar listrik (TDL).

Baca juga : Banjir Kepung 16 Desa di Konawe Utara, 3.041 Warga Terdampak

Kata dia, wacana yang didengungkan pemerintah itu menyimpang dari cita-cita bernegara, yakni mewujudkan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia dan bukan justru menindas rakyat kecil.

Menukil kata-kata Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil saat protes dengan dana bagi hasil produksi minyak yang dirasa tidak adil, Adhie Massardi menilai memang ada iblis dan setan yang sedang menggoda penguasa sehingga penindasan terjadi.

Baca juga : Polisi Dalami Keterangan Bus Maut Subang Sempat Diperbaiki Montir

“Provokator paling potensial goda penguasa untuk menyimpang dan menindas rakyat adalah iblis dan setan. Ini nyata. Ada dalam Kitab Suci semua agama Ilahi,” kata Adhie lewat akun twitter pribadinya.

Atas dasar itu, kata Adhie, jalan terakhir yang bisa ditempuh adalah para pemuka agama menggelar doa bersama, atau dalam agama Islam disebut ruqyah di Istana Negara dalam rangka mengusir watak iblis dan setan.

Baca juga : DPR Bantah Ingin Berangus Kebebasan Pers Lewat RUU Penyiaran

“Maka saatnya para pemuka agama gelar doa bersama (ruqyah) di Istana & Kemenkeu untuk usir iblis dan setan,” tegasnya.

Sebab, sambungnya, selama ini kritik dan unjuk rasa rakyat dinilai sudah tak mampu meluruskan jalannya pemerintahan agar seusai amanat konstitusi.

“Jalan akhir dengan doa bersama, minta pertolongan Allah Subhanahu wa ta`ala,” pungkasnya.