Lockdown China Berdampak Demonstrasi Hingga 20 Ribu Buruh Mundur

Beijing, Tiongkok, law-justice.co - Kota-kota di China semakin banyak yang memberlakukan lockdown lokal dengan naiknya kasus harian positif Covid-19. Melansir laman Radio Free Asia disebutkan bahwa warga yang ada di distrik Zhengzhou tidak bisa keluar rumah kecuali sedang dalam kondisi darurat.

Sebagai informasi, Zhengzhou merupakan sebuah distrik dengan populasi 6,6 juta jiwa. Warga Zhengzhou diperintahkan untuk berada di dalam rumah sejak Kamis, 24 November 2024.

Baca juga : Massa Pendukung 01 dan 03 Tak Terima Putusan MK

Lockdown yang kembali terjadi di China membawa beberapa dampak. Apa saja dampaknya?


1. Demonstrasi

Baca juga : Aksi Mengawal Para Hakim Mahkamah Konstitusi

Setelah Pemerintah China mengumumkan lockdown kembali, gelombang protes menyeruak di China. Melansir CNN International disebutkan pada 27 November 2022, gelombang protes sudah menyebar hingga ke Beijing, Wuhan, dan Guangzhou. Gelombang protes tersebut menyerukan supaya lockdown diakhiri dan menuntut kebebasan politik. Selain itu, gelombang protes juga dilakukan di kampus-kampus yang ada di China, seperti Universitas Tsinghua dan Universitas Peking.


2. 20 Ribu Buruh Mundur

Baca juga : Massa Aksi Pro & Tolak Pemilu Bentrok di Patung Kuda Dekat Gedung MK

Melansir Reuters disebutkan bahwa gelombang protes juga dilakukan oleh para buruh yang bekerja di pabrik iPhone terbesar milik Foxconn di Zhengzhou, China.

Protes tersebut dilakukan lantaran perusahaan masih memperkerjakan para pegawainya di tengah kasus Covid-19 yang melonjak di pabrik tersebut. Alhasil, lebih dari 20 ribu karyawan Foxconn mengundurkan diri. Pengunduran diri ini menjadi pukulan telak bagi pabrik iPhone tersebut karena menganggu produksi menjalang Natal dan tahun baru.

3. Sensor Piala Dunia

Berkaitan dengan lockdown yang dilakukan di China, pemerintah China juga melakukan sensor terhadap siaran Piala Dunia 2022. Melansir Daily Mail, disebutkan bahwa China melakukan sensor terhadap gambar yang menunjukkan orang-orang yang tidak memakai masker ketika menonton langsung Piala Dunia di Qatar.

Penayangan Piala Dunia di China ditayangkan oleh CCTV Sport. Sensor dilakukan ketika kamera menyorot kerumunan orang yang tidak memakai masker dan menggantinya dengan rekaman pemain, pelatih, dan suasan stadion.