Ekonomi Anjlok, Rusia Kini Terancam Masuk Jurang Resesi

Jakarta, law-justice.co - Produk domestik bruto (PDB) Rusia pada kuartal ketiga 2022 mengalami penyusutan sebanyak empat persen, adanya penurunan tersebut menandakan bahwa negara adidaya ini tengah memasuki zona resesi.

Menurut data yang diterbitkan badan statistik nasional Rosstat pada Rabu (16/11//2022), kontraksi ekonomi terjadi karena terdorong rangkaian sanksi dari negara Barat seperti pembatasan ekspor dan impor di bidang manufaktur dan suku cadang.

Baca juga : Koalisi `Dag Dig Dug` Jika PDIP Gabung Prabowo karena Jatah Menteri


Kondisi ini kian diperparah dengan berkurangnya tenaga kerja di negerinya Vladimir Putin ini, akibat mobilisasi parsial ratusan ribu pria sebagai tentara cadangan.

Kantor Komisaris presiden untuk pengusaha Rusia melaporkan setidaknya ada sepertiga dari 5.800 perusahaan di negaranya yang baru-baru ini mengalami penurunan penjualan akibat kekurangan tenaga kerja.

Baca juga : Usung Ahok-Kaesang di Jakarta, PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI

Sayangnya ditengah krisis bank sentral Rusia justru mengambil langkah dovish dengan mempertahankan suku bunga utamanya pada level 7 persen selama bulan Oktober kemarin, setelah bulan sebelumnya suku bunga dikerek dari 9,5 persen menjadi 20 persen dalam upaya untuk melawan inflasi dan menopang rubel.

Sederet tekanan ini yang kemudian membuat perekonomian Rusia melambat dan gagal mencatatkan kenaikan, tercatat selama tiga bulan terakhir Kiev mengalami penurunan perdagangan grosir sebesar 22,6 persen dan kemunduran perdagangan ritel sebanyak 9,1 persen.

Baca juga : Respons Jokowi, Demokrat, PDIP soal Prabowo Mau Buat Presidential Club

Sebelumnya Rusia masuk ke jurang resesi, pada awal November kemarin bank sentral Rusia sempat mengeluarkan proyeksi yang menyebut bahwa PDB negaranya akan berkontraksi sebesar 3,5 persen di tahun ini.

Menyusul pernyataan tersebut IMF dan Bank Dunia juga turut memperkirakan penurunan PDB Rusia masing – masing sebesar 3,4 persen dan 4,5 persen.

Lebih lanjut, penurunan ekonomi seperti ini bukanlah kali pertama yang dialami Rusia, pada akhir 2020 dan awal 2021 Rusia diketahui telah mengalami resesi teknis akibat pandemi virus corona.

Namun pada awal 2022 ekonomi negara pimpinan Putin ini perlahan membaik dan meningkat hingga mencapai 3,5 persen.

Dengan adanya peningkatan tersebut, Bank Sentral Rusia percaya bahwa ekonomi negaranya akan segera bangkit dan melesat ke zona hijau.