Erick Bongkar Negara Maju Tekan Jokowi di KTT G20, Apa Persoalannya?

Jakarta, law-justice.co - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkap, Indonesia menyepakati proyek green economy yang menjadi pembahasan dalam KTT G20 di Italia pada Oktober lalu. Indonesia memiliki komitmen yang sama untuk transformasi ke green economy.

Dikatakan Erick, Green economy menjadi salah satu pembahasan dalam pertemuan KTT G20 di Roma, Italia, pada Oktober lalu. Adapun dalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo tidak menandatangani kesepakatan dalam hal rantai pasokan sumber daya alam bagi negara-negara lain. Namun, proyek green economy semestinya tidak dibarengi oleh kepentingan dari negara-negara maju.

Baca juga : Waskita Karya jadi Anak Usaha Hutama Karya per September 2024

"Bapak presiden tidak mau tandang tangan di G20 mengenai supply chain. Kenapa? Salah satunya bahwa kita ditekan hanya membuka, bahwa industri pertambangan, harus dikirim sebanyak-banyaknya ke negara lain. Jadi apa bedanya waktu dulu zaman VOC datang ke sini mencari pala dan rempah?" kata Erick dalam Orasi Ilmiah `Globalization and Digitalization: Strategi Bumn Pasca Pandemi`, Sabtu (27/11/2021).

Ia menjelaskan, tidak ingin sumber daya alam Indonesia dipakai untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi negara lain. "Kita tidak anti asing. Tetapi sudah sewajarnya sumber daya alam kita harus dipakai untuk pertumbuhan ekonomi kita yang sebesar-besarnya," ungkap dia.

Baca juga : Kemen BUMN Bakal Laporkan Kasus Dugaan Fraud Indofarma ke Kejagung

Adapun kata Erick, pasar nasional harus dimanfaatkan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Karena itu saya membuat statement, bapak presiden juga membuat statement, bahwa ini adalah sudah waktunya kita menjadi sentra daripada pertumbuhan ekonomi dunia. Ekonomi dunia menjadi bagian pertumbuhan ekonomi kita. Bukan dibalik, kita hanya dijadikan sapi perah saja," ujar dia.

Baca juga : Wamen BUMN Buka-bukaan Update Restrukturisasi BUMN Karya